Dakwah Millenium

19.51


Kagum, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan para peserta pelatihan metode HANIFIDA Brain Based Learning.di Pondok Pesantren LA-RAIBA Jombang (Sabtu, 16/11/2013). Dr. Hanifuddin Mahadun, M. Ag., yang merupakan suami dari penemu metode ini (Dr. Khoirotul Idawati Mahmud, M.Pd.I.) menunjukkan simulasi metode menghafal cepat abad ke-21 dengan menyuruh tiga orang peserta didiknya untuk menghafalkan angka-angka yang dipilih secara acak oleh peserta dalam tabel yang terdiri dari 9 kolom dan 7 baris hanya dalam waktu 2 menit. Tanpa diduga tiga anak tersebut bisa hafal setiap angka dari tabel tersebut seperti halnya Joe Sandy, illusionist yang sudah terkenal di Indonesia. Bukan hanya menghafal angka, tiga anak tersebut juga telah menghafal asma’ul husna dan ayat Al-Qur’an dengan arti dan nomor urutnya. Hebat bukan?
Dakwah memang tidak melulu pada ceramah agama yang kadang membuat orang bosan. Turut andil dalam mengembangkan sumber daya manusia muslim juga bisa digolongkan menjadi dakwah. Hal inilah yang mendasari pemikiran bapak Hanifuddin Mahadun dan ibu Khoirotul Idawati Mahmud untuk bisa membentuk cendekia-cendekia muslim. Melalui metode HANIFIDA yang mereka kembangkan, banyak generasi muda muslim yang telah menghafal Asma’ul Husna.
Metode yang telah diperkenalkan ke negara Singapura dan negeri Jiran ini menggunakan cara yang unik dalam implementasinya. Untuk menghafal Asma’ul Husna, para tutor yang rata-rata masih usia sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas akan memberikan simbol-simbol berupa benda yang biasa kita lihat dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghafal angka nol sampai sembilan. Jadi setiap angka memiliki simbol sendiri. Setelah itu, para tutor mengajak peserta untuk membuat cerita yang bertujuan untuk mempermudah dalam menghafal  Asma’ul Husna. Selain itu, peserta akan terus dijaga konsentrasinya melalui lagu-lagu dan permainan.
Para tutor yang masih muda ini ternyata telah melakukan lebih dari seribu pelatihan serupa yang dilakukan di berbagai penjuru Indonesia. Bapak Hanifuddin Mahadun dan ibu Khoirotul Idawati Mahmud yang selalu bersama dalam memberikan pelatihan metode ini akan selalu membawa peserta didiknya untuk memberikan simulasi sekaligus mengajarkan metode ini kepada peserta.
Di akhir acara, bapak Hanifuddin Mahadun menceritakan panjang lebar awal mula ditemukannya metode ini. Ternyata metode ini telah mendapat sambutan dari berbagai tokoh agama dan pejabat negara. Hal yang tidak kalah mengagetkan, bapak Hanifuddin Mahadun mengatakan bahwa beliau dan istrinya juga telah memberikan pelatihan metode ini untuk menghafal Injil bagi para pendeta. Awalnya mereka berdua ragu, tapi setelah bertemu dengan beberapa tokoh agama islam dan mendapat persetujuan, mereka berdua semakin mantap dan yakin untuk terus mengembangkan metode ini dengan tujuan dakwah.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook