#BatikIndonesia – Inovasi Digitalisasi Promosi dan Edukasi Batik
00.23
Halo
NusantaraHolic! Salam Budaya dan Selamat Hari Batik Nasional! Perkenalkan saya
Irfan Maulana Ubaidillah, Finalis Muda Sadar Budaya dan Pariwisata Indonesia
2016 perwakilan Kabupaten Lampung Timur. Terinspirasi dari sosok diplomat muda
Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang tegas dan gigih untuk membela kedaulatan
Negara Indonesia dalam sidang umum PBB tahun 2016, saya juga tergugah untuk
menyampaikan pendapat, kritik dan gagasan yang sesuai dengan ranah bidang saya,
yaitu budaya khususnya dalam upaya pelestarian, pengembangan dan promosi kain
Batik.
Batik dan Yogyakarta
Berbicara
tentang Batik, tentu saja kita sudah tidak asing lagi dengan kemegahan kain
warisan leluhur yang satu ini. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik ditetapkan
UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai
Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden No 33 Tahun 2009. Setiap daerah
di Indonesia memiliki kain Batik dengan motif khas yang berkaitan dengan
sejarah, kearifan lokal, budaya dan topografi daerah masing-masing.
Source: http://www.jogjabatikbiennale.com/en/home/ |
Sebagai
generasi muda Indonesia, saya bersyukur dan merasa bangga atas penghargaan dan
apresiasi dari World Craft Council (WCC)
atau Dewan Kerajinan Dunia yang telah menobatkan Kota Yogyakarta sebagai Kota
Batik Dunia pada tahun 2014. Bukan hanya itu, menurut hasil wawancara saya
dengan Duta Wisata Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2015, Ricco
Survival Yubaidi, saat ini DIY menjadi wakil Indonesia dalam program
internasional bertajuk “East Asia Inter-Regional Tourism Forum” yang diadakan
di Korea Selatan. Program ini diikuti oleh sepuluh negara Asia, yaitu Indonesia,
China, Vietnam, Laos, Kamboja, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia dan Filipina.
Kegiatannya meliputi berbagi informasi dan pengetahuan, pembahasan
kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pariwisata, kerjasama acara dan
masih banyak lagi. Dalam forum tersebut, Indonesia akan memperkenalkan budaya
Yogyakarta termasuk Batik.
Perkembangan
Batik Yogyakarta yang kaya akan nilai sejarah, kaslian, kelestarian, nilai
ekonomi, ramah lingkungan, nilai global dan keberlanjutan telah menjadikan Kota
Yogyakarta sebagai pusat Batik di dunia. Hal ini merupakan kesempatan emas dan menunjukkan
bahwa Batik adalah sebuah mahakarya yang agung dan disukai oleh masyarakat
dunia. Batik memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu komoditas ekonomi.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Yogyakarta
untuk menggelar Jogja International Batik Biennale 2016 yang bekerjasama dengan
berbagai pihak. Acara ini berisi berbagai kegiatan seperti symposium internasional,
pameran Batik, workshop internasional, ekspedisi warisan dunia, kompetisi batik
dan fashion show Batik. Namun, sebelum
melangkah lebih jauh untuk mengenalkan Batik sebagai identitas bangsa, hal yang
perlu digaris bawahi adalah bagaimana cara kita terlebih dahulu mengajak
masyarakat untuk memahami Batik secara utuh. Ibarat membangun rumah, kita harus
memiliki pondasi yang kuat.
Tantangan Batik di Era Globalisasi
Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mempermudah manusia dalam
mendapatkan informasi di era globalisasi. Dalam hal ini, globalisasi ibarat
menjadi pisau bermata dua yang bisa berguna sekaligus sewaktu-waktu bisa
mencelakai. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai dalam menyikapinya.
Sayangnya, saat ini masyarakat banyak yang terseret arus globalisasi dan kurang
sadar untuk melestarikan kerajinan lokal seperti Batik. Selain itu, tuntutan gaya
hidup yang tiada hentinya membuat masyarakat cenderung mengikuti tren fesyen
negara-negara lain dan acuh terhadap tradisi. Kebanyakan masyarakat hanya
mengenal Batik sebagai kebutuhan fesyen tanpa mengetahui filosofi dan makna
yang terkandung di tiap motif yang ada di kain Batik. Padahal, ada pesan luhur yang
terkandung di setiap motif kain batik yang harusnya diketahui sejak dini
sehingga Batik bisa dipahami secara utuh dan menjadi warisan leluhur kepada
generasi-generasi selanjutnya.
Hal
lain yang menjadi sorotan saya adalah terkait kurang gencarnya promosi Batik
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Selain itu, promosi Batik
belum terstruktur dan terorganisir. Padahal, saat ini pemerintah telah
mencanangkan program. Dari pemaparan di atas, ada dua masalah yang perlu
diselesaikan yaitu masalah memehami Batik secara utuh dan madalah promosi Batik
di era digital. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi inovatif berupa pemberian
edukasi dan informasi kepada masyarakat tentang kain Batik serta cara untuk
mempromosikan Batik secara terorganisir menggunakan kemajuan digital.
Menjawab Tantangan Globalisasi
Untuk
menjawab tantangan Batik di Era globalisasi, ada dua inovasi yang saya tawarkan.
Inovasi pertama adalah program “Roh Batik”. Program ini berupa pembuatan video
animasi yang berisi tentang informasi edukatif tentang Batik. Animasi yang
dibuat berisi karakter-katakter yang diberi nama seperti motif-motif Batik. Selain
itu, animasi ini akan dilengkapi dengan informasi edukatif tentang makna dan
filosofi dari motif Batik. Tujuan program ini adalah untuk membumikan Batik di
negeri sendiri. Kita boleh bangga jika ada warga negara asing yang pandai dan
memahami kebudayaan Indonesia, tapi kita harus lebih bangga jika kebudayaan Indonesia
lebih dipahami oleh warna negara Indonesia sendiri.
Inovasi yang kedua saya beri nama “Kampung Batik Digital”.
Program ini bertujuan untuk mengenalkan Kota Yogyakarta sebagai sentra Batik
dunia. Dalam program ini, para pelaku usaha Batik dan pemilik UKM Batik akan diorganisir
dalam satu wadah. Kampung Batik Digital akan membantu pemasaran Batik di dunia
virtual. Selain itu, pecinta Batik bisa lebih mudah mencari batik yang mereka
sukai dalam satu klik. Program ini diharapkan bisa membuat Batik semakin
mendunia karena pada kenyataannya Batik adalah kerajinan yang bisa dimodifikasi
menjadi banyak jenis produk. Selain itu, Batik adalah pakaian nasional yang
lebih fashionable dari pada pakaian nasional
negara lain.
Demikian tulisan saya, semoga bisa bermanfaat bagi
pembaca. Mari kita cintai dan lestarikan kemegahan warisan nusantara.
12 komentar
Oh ini blognya ya..
BalasHapusikutan juga nih ternyata, mampir-mampir kali ke blog aku :))
Halo teh Neisa. Ntar aku mampir deh sekalian bawa oleh-oleh. hahaha
Hapuskeren nih inovasinya.. kirain roh batik apaan, ternyata salah satu inovasi untuk edukasi batik ya.. hihi..
BalasHapusIya. Saya ATM dari project teman. hehehe.
HapusKampung batik digital sudah banyak loh mas....
BalasHapusWah, berarti harus dibuat konsep beda nih. Hehehe.
HapusInovasi batik harus terus melaju ...
BalasHapussiap pak
HapusWah inspiratif banget gan... keren... mudah2an juara ya!...
BalasHapusAmin. Wish you luck bro!
HapusBatik memang perlu kawin trend digital saat ini
BalasHapusSetuju sekali pak. Agar bisa bersaing dengan tren fashion dunia saat ini.
Hapus